Sejarah Pura Ulun Danu Beratan
Minggu, 15 Agustus 2010
Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.Mengutip dari sebuah sumber, Sejarah berdirinya Pura Ulun Danu Beratan di desa candikuning Tabanan Bedugul terurai dalam Lontar Babad Mengwi tahun Saka 1556. Dahulu, tesebutlah seorang bernama I Gusti Agung Putu yang kalah perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng atau Ki Ngurah Kekeran. Sebagai tawanan, beliau diserahkan kepada I Gusti Ngurah Tabanan kemudian diserahkan ke patih Marga bernama I Gusti Bebalang. Kemudian untuk dapat bangkit dari kekalahan, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak gunung Mangu sampai beliau mendapat pencerahan disana. Beliau kemudian turun gunung, mendirikan istana Belayu (Bala Ayu), kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan menang. Dari kemenangan itu istana dipindahkan ke Bekak dengan nama Puri Kaleran. ditempat ini kemudian I Gusti Agung Putu mendirikan tempat pemujaan Taman Ganter dengan istana bernama Kawiapura. setelah berkali2 menang perang, termasuk membantu Raja Tabanan melawan musuhnya, seiring dengan berdirinya Kerajaan Mengwi, beliau mendirikan tempat pemujaan di tepi danau Beratan untuk memuja Batara di Pura Puncak Mangu.
by : Putu Ediariawan
0 komentar:
Posting Komentar